BAB 9 PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Keberadaan Islam di indonesia tidak terlepas dari
sejarah masa lalu, Makna sejarah ialah dialog pemikiran antara seseorang dengan
fakta hasil rekaman masa Iampau. Semestinya. fakta itu disusun sejujur mungkin
sehingga tidak tenjadi kebenaran semu atau pemutarbalikan makna sebuah
peristiwa.Pemutarbailkan kebenaran pun terjadi dalam penulisan sejarah Islam di
indonesia. Misalnya serine kita temukan buku sejarah yang menulis tentang awal
mula masuknya Islam di Indonesia pada abad ke-13, padahal sudah diambil
keputusan bahwa Islam telah masuk ke indonesia sejak abad pertama Hljriyyah
(abad ke VII Masehi) Iangsung dan Arab. Keputusan ¡ni diambil meialui berkali
kali seminar dimulai pada tahun 1963 di Medan dilanjutkan pada tahun 1978 di
Banda Aceh dan seminar terakhir pada tahun 1980.Kenapa terjadi perbedaan
rentang waktu yang begitu panjang?Di satu pihak berpendapat abad ke-7,
sementara di pihak lain berpendapat abad ke-13. Pendapat yang terakhir
disponsori oleh ahli sejarah asing, di antaranya yaitu Prof. Dr. Snouck Hurgronje.
Kita menyadari
banyak ahli sejarah asing ketika berbicara tentang Islam menghasilkan pendapat
yang tidak jujur dan subjektif.Hal ini disebabkan karena beberapa faktor,
seperti:
1. Berusaha menyelewengkan atau mendangkalkan sisi sejarah
Islam.
2. Metodologi penulisan sejarah yang sangat subjektif.
3. Pemahaman mereka tentang Islam hanya sepotong-potong
dan tidak utuh.
Dalam rangka menghindari ketidakjujuran tentang fakta
sejarah,diperlukan ahli sejarah bangsa sendiri untuk mempelopori penulisan
sejarah Indonesia, termasuk umat Islam melalui metodologi dan penelitian yang
objektif.
B.MASUKNYA ISLAM DI
INDONESIA
1. Teori
Gujarat
Dinamakan teori Gujarat karena asal negara yang
membawa Islam ke Nusantar adalah dan Gujarat (India). Pendukung teori ini umumnya
sejarawan Barat dengan bukti atau alasan sebagai berikut.
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peran bangsa Arab
dalam menyebarkan Islam di Nusantara, sementara di sisi lain hubungan dagang
Indonesia-India telah lama terjalin.
b. Adanya bukti batu nisan Sultan pertama dan kerajaan
Samudera Pasai, yakni Malik As-Saleh yang wafat pada tahun 1297 M.
C. Keterangan Marco Polo yang pernah beberapa lama
tinggal di Sumatera untuk menunggu angin demi pelayaran selanjutnya pada tahun
1292 M.
2. Teori
Mekkah
Sejak tahun 1958, teori Gujarat
digugat dan dikoreksi oleh Prof. Dr. Hamka. Hamka mendasarkan pandangannya
dengan bukti atau alasan sebagai berikut.
a. Peranan bangsa Arab sebagai pembawa Islam di Indonesia
tidak bisa diabaikan. Gujarat menjadi tempat singgah dan transit semata, kota
Mekkah dan Mesir-lah sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
b. Di Nusantara abad ke-13 telah berdiri kekuasaan politik
Islam. JadI, Islam masuk Nusantara jauh sebelumnya, yakni pada abad ke-7.
Berdasarkan pendapat ini, salah apabila masuknya Islam ke Indonesia disamakan
saat berdirinya kekuasaan politik Islam. Sebab ada rentang waktu yang panjang
antara masuknya Islam dengan berdirinya kekuasaan politik Islam.
c. Telah ditemukan perkampungan Arab di Barus sebuah kota
pantai sebelah Barat Sumatera, ditandai adanya makam Syekh Mukaidin tertanda
tahun 674 M.
d. Berita Tiongkok yang menyebutkan “Raja Ta Cheh” mengirim utusan ke Ratu Shima (Raja
Kalingga Jawa Tengah) dan menyebarkan pundi-pundi berisi emas di tengah-tengah
jalan untuk menguji amanah dan kejujuran warga negeri ¡tu. Menurut Hamka, Raja
tersebut adalah Raja Arab Islam. Pendapat Hamka tersebut diperkuat oleh Zainal
Abidin Abbas yang menyatakan Islam telah masuk ke Sumatera Utara pada abad ke-7
(tahun 684 M) yang ditandai dengan datangnya seorang
pemimpin Arab Islam yang mempunyal jumlah pengikut Islam di
daerah tersebut.
3. Teori
Persia
Teori ¡ni mengatakan bahwa pembawa Islam ke
Indonesia berasal dan Persia, yang ditandai adanya:
a. Penggunaan kosa kata Persia dalam bahasa Indonesia,
contohnya kanduri, astana, bandar, bius, lasykar, nakhoda, tamasya, kismis,
anggur, dan sebagainya.
b. Sistem pengajaran membaca Al-Qur’an yang menggunakan
istIah-istilah berbahasa Persia untuk menyebut harakat dalam bahasa Arab,
contohnya fathah jabar, kasrah = jer, dan dhammah = pees,
c. Dalam sastra Islam Nusantara, munculnya pengaruh sastra
Persia dan India tenlihat pada munculnya karyakarya ter jemahan berbahasa
Persia, sepert Qissai Emir Hamza dan
sebagainya.
C. CARA PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
Penyebaran Islam di Indorwsia di ternpuh melalui cara
sebagai
Berikut:
1.Damai, bijaksana, dan dilandasi keramahan. Semuanya
¡tu sesuai dengan tuntunan Islam (Q.S. An-NahI/16 : 125, Q.S.AI-Anhiya/21:
107), hukan melalui jalan paksaan, kekerasan apalagi peperangan.
2. Akulturasi budaya. Penyebaran Islam sangat cepat,
disebabkan ajarannya sangat lentur memasuki tradisi lokal dan sangat mempertimbangkan
kondisi masyarakat, sehingga menjadikan tradisi yang tidak bertentangan sebagai
salah satu pertimbangkan hukum. Di samping ¡tu, pengaruh ajaran Islam yang
sejalan dengan fitrah/jati diri manusia (QS. Ar-Rûm/30: 30). Sejalan dengan
¡tu, adat dapat dijadikan landasan hukum asalkan sejilan dengan aturan Islam
Adapun tentang golongan masyarakat pembawa
Islam ke Indonesia, para ahli umumnya sependapat yaitu kaum pedagang muslim.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa penyebaran
Islam delakukan melalui perjalanan lalu tintas
perdagangan dan pelayaran. Tapi ternyata tidak serta merta diikuti oleh
penyebaran agama Islam secara masif di kalangan penduduk pribumi. Baru kemudian pada masa-masa berikutnya terdapat
para mubalig yang tugasnya khusus mengajarkan agama Islam. Berkat mereka lnlIah
proses Islamisasi berjalan dengan cepat. Mereka mendirikan pondok pesantren dan mencetak kader-kader ulama Islam (Santri,
Mubalig, Da’i), Terkait proses Islamisasi di Indonesia,
ada beberapa jalan yang ditempuh, yaitu melalui perdagangan, perkawinan,
pendidikan, tasawuf, dan kesenian. Islamisasi melatui jalur perdagangan terjadi
pada tahap awal, yakni sejalan dengan kesibukan lalu tintas perdagangan antara
abad ke-7 sampai dengan abad ke-16. Islamisasi melalui perkawinan pengaruhnya
lebih besar, jika yang menikah dan kalangan berpengaruh
(bangsawafl danpenguasa). Misalnya, perkawinan Putri Campa dengan Putra
Brawijaya atau antara Sunan Ampel dengan Nyi Gede Manila (Babad Tanah Jawi)
Berdasarkan Babad Cirebon disebutkan
tentang pernikahan antara Putri Kawungaten dengan Sunan Gunung Jati, dalam
Babad Tuban diceritakan tentang pernikahan Raden Ayu Teja dengan Syekh
Abdurrahman, bahkan pernikahan antara kaum bangsawan tersebut, pada akhirnya
melahirkan kerajaan-kerajaafl bercorak Islam.Pendidikan juga memegang peranan
dalam proses Islamisasi melalui para Kiai dengan pondok pesantrennya. Semakin
terkenal Kiai, semakin terkenal pula pesantrennya, sehingga membawa pengaruh ke
daerah yang sangat luas. Pada masa pertumbuhan Islam dikenal adanya pesantren
Ampel Delta milik Sunan Ampel
dan pesantren Sunan Giri di Gresik.
Raja-raja juga banyak meridatangkan guru
agama Islam sebagai penasihat agama. Misalnya di
Banten dikenal Kyal Dukuh(P. Kasunyatan) sebagai penasihat Maulana Vusut dan
Syekh Vusuf dan Makassar penasihat Sultan Ageng Tirtayasa, atau Ki Ageung
Sela penasihat Sultan Hadiwijaya dan Pajang dan iuru
Mertani penasihat panembahan Senopati dan Mataram. Tasawuf juga berperan, karena memudahkan penerimaan masyarakat non
musIim terhadap budaya Islam. Begitu juga melalui tasawuf, Islam mudah diterima
oleh orang-orang yang telah memiliki dasar-dasar ketuhanan yang benar. Kemudian
proses Islamisasi melalui kesenian, tampak lelas dan bukti-bukti peninggalan
sejarah, seperti seni ukir, makam, tradisi sekaten, seni wayang, dan
sebagainya.
D.STRATEGI DAKWAH ISLAM
DI INDONESIA
Dakwah
islam di nusantara tidak terlepas dari keberadaan wali songo.Pengertian
strategi adalah usaha untuk menguasai dengan mendayagunakan semua sumber daya
untuk mencapai tujuan,sementara itu tujuan dakwah wali songo adalah adalah
tegaknya ajaran islam di nusantara khususnya di tanah jawa.
1. Adapun Iangkah dan strategi yang ditempuh dapat
dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut,
Dilakukan
secara bertahap, tidak ada ajaran yang diberlakukari secara mendadak, semua
melalui proses penyesualan. Bahkan,tidak jarang secara lahir bertentangari
dengan ajaran Islam, semua itu merupakan strategl. Misalnya, mereka dibiarkan
minum minuman keras, mengonsumsi daging babi atau mem percayal roh halus,
tetapi dengan berjalannya waktu, perilaku tersebut diluruskan.
2. Tidak
menyakiti, para da’i membawa Islam tidak dengan mengusik tradisi, bahkan tidak
mengusik agama dan kepercayaan, tetapi memperkuatnya dengan cara yang Islami
Parada’i sadar betul bahwa Nusantara ini multietnis, multibudaya, dan multi
bahasa. Semua ¡tu, merupakan anugerah yang patut di syukuri dan dikembangkan,
bukan dihancurkan dengan mengatas namakan Islam.
3. Membangun
basis kader yang bersifat personal
4. Membangun
basis teritorial. Kerajaan Majapahit yang dalam situasi Iemah merupakan momen
sangat tepat bagi terbangunnya wilayah basis target dakwah,
E. PERKEMBANGAN ISLAM
DI INDONESIA
Masuknya Islam ke berbagai daerah di Indonesia
tIdaklah sekaligus, melainkan secara bertahap. Faktor transportasi,komunikasi,
politik, dan atar belakang soial budaya masyarakat setempat, menentukan proses
Islamisasi di daerah daerah Indonesia.
Mulanya, Islam berkembang di pesisir pantai,
sedangkan di pedalaman masih menganut paham lama (animisme dan dinamisme).
Menurut buku Suma Oriental yang ditulis Tome Pires, digambarkan bahwa Islam
pada abad ke-16 telah menyebar di pesisir Sumatera Utara dan Timur, yaitu
wilayah Aceh sampai Palembang.
Saat Majapahit mengalami kemunduran, muncul Kota
Tuban,Gresik, dan Demak sebagai pusat penyebaran isIam yang pengaruhnya meluas
sampai Maluku. Melalui Demak, sIam meluas sampai pesisir lJtara Jawa Barat,
yaitu Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Di Jawa dikenal wali songo yang
merupakan tokoh-tokoh utama penyebar Islam, mereka adalah:
1. Maulana Malik Ibrahim, nama Iainnya adalah Maulana Maghribi (Barat).
Disebut Maghribi karena asalnya dan Persia, pusat kegiatannya di Gresik, Jawa Timur.
2. Sunan Ampel atau Ngampel, nama kecilnya Raden
Rahmat yang berkedudukan di Ngampel, Surabaya. Melalui peran beliau Iahirlah
generasi Islam yang tangguh, salah satunya Raden Patah, suftan pertama Demak.
3. Sunan Gin, nama aslinya Raden Paku. Beliau adalah murid Sunan Ampel.
Pusat kegiatannya di bukit Gin, Gresik.
4. Sunan Bonang, nama kecilnya adalah Makdum Ibrahim putra Raden Rahmat
yang berkedudukan di Bonang dekat Tubari.
5. Sunani Drajat, nama keciinya adalah Malik Munih juga putra Raden Rahmat
dengan pusat kegiatan di daerah Drajat, dekat Sedayu, suatu wilayah antara
Gresik dan Tuban.
6. Sunan Kalijaga, nama aslinya Raden Said. Pusat kegiatanya di Kadilangu,
Demak (Jawa Tenigah).
7. Sunan Gunung Jati disebut pula Syarif Hidayatullah, berkedudukan
di Gunung Jati, Cirebon (Jawa Barat),
8. Sunan Kudus, berkedudukan di Kudus.
9. Sunan Muria, yang berkedudukan di gunung Muria dekat Kudus.
Setiap anggota wali songo tersebut
memiliki tugas menyampaikan dakwah Islam melalui berbagai perbaikan dalam
sistem nilai dan sistem sosial budaya rnasyarakat. Menurut buku
Atlas Wali Songo, disebutkan tugas tokoh-tokOh wali
songa dalam mengubah dan menyesuaikan tatanan nilai-nilai budaya masyarakat,
sebagai berikut.
1. Sunan Ampel membuat peraturan-peratUran yang islami untuk masyarakat
Jawa.
2. Sunan Gunung Jati di Cirebon mengajarkan tata cara berdoa dan tata cara
pengobatan, serta tata cara membuka hutan.
3. Sunan Girl membuat tatanan pemerintahan di Jawa, mengatur perhitungan
kalender sikius perubahan han, bulan, tahun, windu, menyesuaikan sikius
pawukon, juga merintis pembukaan jalan.
4. Sunan Bonang mengajar ilmu suluk, membuat gamelan, mengubah ¡rama
gamelan.
5. Sunan Drajat, mengajarkan tata cara membangun rumah, alat yang digunakan
orang untuk memikul orang seperti, tandu dan joli.
6. Sunan Kudus, merancang pekerjaan peleburan, membuat
keris, melengkapi peralatan pandai besi, kerajinan emas, dan membuat peraturan
undang-undang hingga sistem peradilan yang diperuntukkan orang Jawa.
F. KERAJAAN
–KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
- Kerajaan Samudra Pasai
- Kerajaan Perlak
- Kerajaan Malaka
- Kerajaan Aceh
- Kerajaan Demak
- Kerajaan Mataram
- Kerajaan Cirebon
- Kerajaan Banten
- Kerajaan Goa-Talo (Makassar)
- Kerajaan Ternate dan Tidore
G. PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI
INDONESIA
1. Pondok Pesantren
Salah satu cara penyebaran Islam adalah melalul
jalur pendidikan.
Lembaga Islam yang paling berjasa adalah Pondok Pesentren. Lembaga yang sering disebut pesantren ini dipimpin seorang
kiai (Jawa) atau ajen gun (Sunda), dan muridnya disebut
santri. Di lembaga ini, para santri dididik dengan berbagai
ilmu agama seperti aqidah, akhlak, fiqih, tahFIZ Al-Qur’an,
tafsir Al-Qur’an, hadits, bahasa Arab (Nahwu, Sharaf,
dan Bolo ghah), juga ilmu pengetahuan
(umum) serta ilmu bela din. Semua itu sebagai bekal untuk
menjadi pemimpin di masyarakat. Kala itu, pesantren yang
terkenal adalah
pesantren Ampel Denta di Surabaya yang
dipimpin oleh Sunan Ampel, dan Pesantren Girl di Gresik
yang dipimpin Sunan Girl. Keberadaan pondok pesantren,
diakui sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sudah
ikut andil mencerdaskan kehidupan masyarakat
Indonesia, balk di masa lalu, kini, maupun di masa datang. Peran pesantren sangat terasa, terutama ketika
bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang. Saat ini
ribuan pesantren
tersebar di seluruh tanah air, tentu
sangat membawa pengaruh besar terhadap kualitas
pendidikan di Indonesia, khususnya untuk benteng
akhlak generasi anak bangsa.
2. Seni Bangunan
Peninggalan Islam dalam seni bangunan, tampak dalam
bentuk bangunan sebagai berikut.
a. Masjid, seperti masjid Demak yang didirikan para wali, yang salah satu tiangnya
terbuat dan potongan-potOngan kayu yang disebut tatal Masjid Kudus yang didirikan Sunan
Kudus, bentuk menaranya menyerupai candi.
Ciri-ciri
masjid di Indonesia atapnya berundak-undak, ada menara, dan Ietaknya selalu berada di sebelah barat alun-alun.
b. Keraton, seperti keraton Surakarta, keraton Cirebon, keraton Surosowan Banten, serta kur bangunan keraton keraton Yogyakarta.
c. Makam, seperti makam para Sultan, para wali.
3. Tulisan atau Aksara
Sebelum Islam masuk, aksara Indonesia dipengruhi oleh Huruf
pallawa dan India. Setelah Islam rnasuk berkermbang huruf Arab sehingga banyak
karya sastra yang memakai huruf Arab MeIayu.
Dalam Islam, terdapat larangan membuat gambar atau berbentuk makhluk hidup,
sehingga berkembang seni membuat tulisan Arab yang sangat indah yang disebut
dengar kaligrafi. Ka1igrafi merupakan karya seni yang sangat tinggi nilainya,
dapat dijumpai dalam nisan Sultan Malik as-Saleh di Samudera Pasa dan
bangunan-bangunan Masjid serta galeri seni atau ternpat-tempat lainnya.
4. Seni Ukir
Selain kaligrafi, ada juga seni pahat dengan tuhsan Arab
indah yang dipahatkan di kayu, yang disebut dengan ukiran. Hal ini dapat
dilihat pada masjid-masjid, contoh ukiran Jepara pada dinding Masjid Matingan
di daerah Jepara, keraton-keraton, nisan, makam,.
atau gapura.
5. Seni Sastra
Pengaruh budaya Islam dalam sastra dapat ditemukan dengan
adanya syair dan hikayat. Salah satu karya sastra yang mencerminkan islam
adalah suluk, yaitu kitab yang rnenje1askan masalah tasawuf, contohnya sebagai
berikut.
a. Suluk Sukarsa yang menceritakan Ki Sukarsa mencari imu
sejati utuk mencari kesempurnaan.
b. Suluk Wijil, yang isinya berupa wejangan Sunan Bonang
kepada Wijil, salah satu abdi dalem raja Majapahit.
c. Suluk Malang Sumirang, yang ¡sinya mengagungkan orang
yang telah mencapai sempurna.
Adapun syair di
antaranya sebagai berikut:
a. Syair Perahu yang isinya mengibaratkan manusia sebagai
perahu.
b. Syair Si Burung Pinggai, yang isinya menggambarkan
manusia sebagai seekor burung.
Beberapa contoh hikayat di antaranya Hikayat Amir Hamzah,
Hikayat Bahtiar, Hikayat si Miskin, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Jahwar Manikah,
Hikayat Rajaraja Pasai, dan Hikayat Hasanudin. Ada juga hasil karya para
pemikir berupa cerita yang bernafaskan islam yang dituangkan dalam bentuk buku,
di antaranvasebagai berikut.
a. Hamzah Fansuri dan Barus yang menulis Suluk.
b. Bukhari Al-Jauhari dan Aceh penulis buku Tajus Salatin
c. Nuruddin Ar-Raniri dan Aceh penulis Bustanus Salatin
d. Maulana yusuf dan Banten menulis kitab-kitab yang
berisikan tentang tasawuf.
6. Sistem Kalender
Sebelum Islam masuk, dikenal penggunaan Kalender Saka.
Setelah masuknya budaya Islam, dikenal penanggalan Hijriyyah yang berdasarkan
peredaran bulan. Adapun tokoh yang berjasa
merintisnya adalah Sultan Agung dan Mataram, sehingga kini dikenal
adanya sistem kalender yang merupakan penggabungan dan penanggalan Masehi,
Saka, dan Hijriyyah.
7. Seni Pertunjukan dan Perayaan
Di bidang seni pertunjukan, peninggalan seni bercorak Islam
antara lain tari-tarian seperti tari Saman dan Seudati dan Aceh. Seni bela
diri, seperti silat dan debus dan Banten, serta seni wayang yang merupakan
media penyiaran agama Islam. Di Yogyakarta dan Surakarta, dikenal perayaan
Sekaten yang dirayakan setiap bulan Rabiul Awwal dalam rangka memperingati
Maulid Nabi Muhammad saw.
H.
Perkembangan
Organisasi-Organisasi Islam Sebelum Kemerdekaan
Sebagai ikhtiar pembaruan pemikiran bagi umat Islam, dan adanya
keinginan terbebas dan cengkraman penjajah, lahirlah berbagai organisasi Islam
dengan ciri khasnya masing-masing. Secara garis besar, organisasi Islam
tersebut terbagi menjadi dua, yakni: ada yang mendirikan organisasi keagamaan
dan sosial, dan ada juga yang bergerak di bidang politik. Organisasi-organisasi
Islam yang memberi pengaruh terhadap perkembangan Islam di Indonesia antara
lain sebagai berikut.
1. Sarekat Dagang Islam
(SDI), didirikan oleh H. Samanhudi di Solo pada 16 Oktober 1905.
2. Serikat Islam (SI),
didirikan oleh HOS Cokroaminoto di Surabaya pada 10 September 1912. Organisasi
¡ni merupakan kelanjutan dan Sarekat Dagang Islam.
3. Muhammadiyah,
didirikan oleh KM. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Organisasi
ini bergerak di berbagai kehidupan umat, dan juga banyak memberikan
sumbangan tentang
pembaruan pemikiran Islam.
4. Al-Irsyad, didirikan
di antaranya oleh Ahmad Soorkati dì Jakarta, tahun 1914. Organisasi ¡ni
bergerak di bidang pendidikan dan sosial keagamaan.
5. Persatuan Islam (Persis), didirikan oleh K.H.
Zamzam di Bandung, tanggal 17 September 1923. organisas1 ¡ni memiliki tujuan
utama yaitu memberlakukan hukum isIam berdasarkanalqur’an dan AI_Hadits.
6. Nahdlatul Ulama (NU),
didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari dan KH. Abdul Wahab Hasbuah di Surabaya
tanggai 31 januari 1996. Organisasì ini memuliki tujuan memberlakukan ajaran Islam
yang berhaluan Ahlus sunnah wal jama’ah dan menganut 4 madzhab, yaìtu Hanafi,
Mafiki, Syafi’i, dan Hambai.
7. Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(Perti), didirikan di Bukit Tinggi tinggal 20 Mei 1930.
I.
Manfaat Mempelajari
Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
1.
Pentingnya tarikh atau
sejarah Islam dapat diperhatikan dan kenyataan bahwa sebagian dan ìsi kandungan
Al-Qur’an adalah tentang sejarah. Sejarah tersebut dikemukakan Al-Qur’an
sebagai kisah yang indah tentang peristiwa yang dialami umat manusia di masa
talu, sebaliknya sejarah kelam sebaiknya tidak ditiru dan harus dihindani serta
dijadikan pelajaran agar kita jangan sampai terjerumus. Orang yang tidak
mengenal dan mengerti sejarah akan mendapat kesulitan dan cercaan karena mereka
tidak melihat pelajaran apa pun dan sejarah umat manusia terdahulu (Q.S.
Ar-Rúm/30 : 9-10).
2. Pelajaran lain yang
dapat diambil dan sejarah adalah mengungkapkan kebenaran hakiki sehingga
manusia dapat mengambil ibrah dalam kehidupannya.
3. Melalui tarikh
perkembangan umat Islam d Indonesia, kita pandai membaca perubahan zaman dan
cermat menganalogikan perkembangan tarikh dengan realitas yang dihadapi. Oleh
karena itu, kita mampu membuat perisai terhadap perkembangan zaman (gazwul
fikri) dengan menguatkan kesadaran ber-Islam yang lebih baik lagi.
4. Melalui tarikh, kita
mampu mempelajari dan mencontohpara pendahulu yang memberi teladan balk sehingga
dapat mengambil peran sebagai mujahid dakwah atau cendekiawan muslim yang mampu
menyinari zamannya.
PERADABAN ISLAM
DI DUNIA
2.3 Menunjukkan sikap semangat melakukan penelitian di
bidang ilmu pengetahuan
sebagai implementasi dari pemahaman dan perkembangan islam
di dunia.
3.3 Menganalisis
faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban Islam di dunia.
4.10 mendeskripsikan faktor-faktor kemajuan dan kemunduran
peradaban islam di dunia
a. Pengertian
Peradaban Islam
Kata peradaban dalam bahasa Indonesia juga sering
diartikandengan kata kebudayaan. Namun, dalam bahasa Inggris, kedua istilah
tersebut memiliki perbedaan yaitu peradaban disebut dengan istilah
civilization, sementara kebudayaan disebut dengan ¡stilah culture. Begitu pula
dalam bahasa Arab, terdapat perbedaan antara kebudayaan yang diartikan dengan
kata šaqafah dan peradaban diartikan dengan kata tamaddun. Yusuf Qardhawi
mendefni5 peradaban sekumpulan dan bentuk-bentuk kemajuan, baik berupa kemajuan
bendawi, ilmu pengetahuan, seni sastra, maupun sosial, yang terdapat pada suatu
masyarakat atau pada masyarakat yang serupa. Islam merupakan agama yang
diwahyuknl oleh Allah swt. kepada para rasul-Nya, mulal Nabi Adam a.s. hingga
Nabi Muhammad saw. yang berisi peraturan-peraturan agar dijadikan sebagai
panduan dan pedoman manusia dalam menggapai ke bahagiaan dunia dan akhirat
Islam merupakan agama yang indah dan memiliki peraturan yang utuh. Islam
mengatur bagaimana seorang manusia berhubungan dengan Tuhannnya, sesama
manusia, diri sendiri, dan dengan lingkungan sekitar. Makna peradaban Islam
meliputi kemajuan dan kesuksesan umat Islam, sebagai hash penggunaan segala
potensi yang dimiliki dan semua nikmat yang diberikan Allah Swt. dalam suatu
periode kekuasaafl Islam.
b. Perkembangan Peradaban Islam
1. Periode Nabi Muhammad saw.
Islam pertama kali berkembang di Mekkah, berlanjut
di Madinah, kemudian menyebar ke wilayah Hijaz di Semenanjung Arab. Daerah ¡ni,
jika dikaji dan aspek kebudayaan dan peradaban tidak terlalu istimewa,
khususnya dibandingkan dengan peradaban Byzantium (Romawi Timur) dan Sasania
(Persia) yang dominan pada waktu ¡tu.
Namun, tidak membutuhkan waktu yang lama,
penyebaraan Islam telah mengangkat posisi Mekkah dan Madinah, atau semenanjung
Arab pada umumnya, sebagal tempat bermula dan dibesarkafnnya peradaban Islam.
Selanjutnya, Islam berkembang dan muncul sebagai peradaban yang mempunyai
karakteristik dan ciri- ciri yang khas, jika dibandingkan dengan peradaban lain
di dunia.
Nabi Muhammad saw. merupakan rasul terakhir yang
membawa perubahan besar. Berlandaskan konsep dakwah yang strategis, baik di
Mekkah maupun di Madinah, Nabi Muhammad saw. berhasil mengubah bangsa Arab
jahiIiyyah yang semula egois, terbelakang, barbar, tidak mau diatur, dan
terpecah belah karena sentiment kesukuan menjadi umat muslim yang maju di
bidang ekonomi, kebudayaan, dan kemiliteran, bahkan sanggup mengalahkan pasukan
Romawi yang kala tu merupakan pasukan adidaya.
Wahyu
pertama Q.S. A1-’Alaq/96: 1-5, yang dimulai dengan kalimat yang iqra' berarti bacalah, mengantarkan
seorang muslim menguasai ilmu pengetahuan. Sejalan dengan
perintah Rasulullah saw yang mewajibkan para sahabatnya untuk rnembaca
mengembangkan, dan melakukan penelitian sehingga salah Satu
syarat bebasnya tawanan adalalh dengan cara mengajarkan membaca dan menulis.
ltulah sebabnya Michael H. H dalam
buku The 100: A Rangkinq of the Most influential Person in
History menuliskan bahwa Rasulullah SaW. menjadi tokoh nomor satu yang Paling
berpengaruh Sepnnjang sejarah manusia.
2. Periode Khulafur Rosyidin
Nabi Muhammad saw. wafat pada tahun 632 M, dan saat
itu umat Islam tengah tergetar oleh energi yang merupakan buah keimanan dan
keislaman siap meledak di pentas sejarah danMewarnai peradaban dunia. Dipimpin
oleh empat orang khalifah yang kepemimpinannya dipilih secara demokratis oleh
umat islam Mereka adalah Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan, dan Abi bin Abi Thalib yang dikenal dengan julukan
“Khulafa’urrasyidin.”
Ketika Islam dipimpin Khulafa’urrasyidin, Islam
mengalam perluasan wilayah sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orangorang
Arab di Semenanjung Arab, tetapi meluas sampai Negara-negara di sekitarnya.
Dunia tidak pernah mengalami hal yang serupa, akibat api semangat yang
menggelora di dada muslim generasi awal. Khulafa’urrasyidin membawa suatu
peradaban segar, khas, unik, dan cara pandang baru terhadap kehidupan manusia
yang
dikena dengan ciri-cirinya, sebagal berikut.
a. Persamaan hak, derajat manusia tidak lagi diukur
atau dinilai dan warna kulit, ras, suku bangsa, dan asal usulnya, tetapi mulia
tidaknya seseorang didasarkan pada ketaqwaannya kepada Allah swt. (Q.S.
Al-Hujarat/49:13).
b. Semangat persaudaraan, ikatan persaudaraan tidak
hanya berlandaskan hubungan darah atau adanya perkawinan akan tetapi juga
berdasarkan ikatan aqidah atau keimanan (Q.S. AI-Hujurãt/49:10, dan Q.S.
At-Taubah/9: 11) Penerapan keadilan yang merata (Q.S An-NÌSã’/4:135), keadilan
yang díterapkan secara merata terhadap siapa saja yang bersalah.
c. Penerapan keadilan yang merata (Q.S. AnNisã’/4: 135),
keadilan yang díterapkan secara merata terhadap siapa saja yang bersalah.
MisaInya, kasus Djabalah ibnu Aiham, raja Ghassasinah yang memeluk islam. Suatu
halri, saat sedang thawaf, jubahnya terinjak tidak sengaia oleh orang awam
serta merta Djabalah menoleh dan menamParnya sehingga terluka hidungnya. Orang
itu pun pergi mengghadap Khalifah Umar bin Khattab mengadukan insiden tersebut.
SeteIah melalui proses hukum, jatuhtah hukuman qishau untuk Djabalah, yakni
hukuman yang sama (balik ditampar). Adanya hukum qishas ini menunjukan bahwa
manusia sangat berharga. sehingga kita harus saling menjaga dan tidak berbuat
sewenang-wenang.
Komentar
Posting Komentar