Seberapa
sering gaji kita cuma sekedar mampir di dompet lalu pergi menghilang? Seberapa
banyak liabilitis yang kira sebagai asset yang akhirnya menjadi pengeluaran
rutin bulanan dan menguras penghasilan kita?
Dua
dari sekian ratus pertanyaan mengenai sisi financial yang trend dikalangan
masyarakat zaman sekarang. Bahwa lebih mudah mengikuti life style dan menambah
beban liabilities dibandingkan memperbesar asset riil demi masa depan.
Fokus
pendidikan kita sekarang adalah menyiapkan anak muda untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik dengan mengembangkan keterampilan pelajaran. Hidup mereka
akan berputar disekitar gaji. Kenyataannya bukan besarnya gaji yang membuat
anda kaya namun lebih kepada cara atau kebiasaan anda dalam membelanjakan
“uang”. IQ Financial sesungguhnya adalah sinergi dari banyak ketrampilan dan
talenta namun bukan tidak mungkin hal itu dikembangkan dan dipelajari. Sehingga
yang tercipta bukanlah sekedar mengetahui apa itu “uang” namun lebih memahami
“uang”. Bagaimana kebiasaan membelanjakan dan menyimpan. Melek financial hanyalah
kemampuan untuk membaca dan memahami laporan financial. Kemampuan ini
mengizinkan anda untuk mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis apapun. Aturan
dasar dari kemampuan ini adalah mengetahui perbedaan antara asset dan
liabilities.
Pasar
naik dan turun, perekonomian tumbuh dan hancur. Dunia selalu menawari anda
peluang sepanjang hidup. Peluang besar tidak dilihat oleh mata namun dilihat
dengan pikiran. Semakin dunia berubah semakin tekhnologi bertambah canggih semakin
banyak pula peluang bagi anda untuk merasakan keterjaminan secara financial
khususnya generasi yang akan datang. Jadi mengapa masih bingung untuk
mengembangkan kecerdasan financial? Apa
yang anda ketahui itulah kekayaan terbesar anda, apa yang tidak anda ketahui
itulah resiko terbesar anda dan selalu ada resiko dalam hal apapun.
Banyuwangi,
Karya
Hidayatul Husna
Komentar
Posting Komentar